Teknologi SSHD dan Adaptive Memory



Kebutuhan akan kecepatan yang tinggi ini menjadi alasan meningkatnya penggunaan Solid State Drives (SSD) dalam industri komputer. Teknologi SSD mampu memberikan kecepatan akses data yang lebih baik dengan menggunakan NAND flash memory.

Walaupun tingkat adopsi SSD meningkat, Hard Disk Drives (HDD) tradisional masih sangat kompetitif di pasar media penyimpanan karena HDD mampu menawarkan kapasitas yang jauh lebih besar dengan biaya yang lebih rendah untuk para konsumen dan produsen OEM. Menurut perkiraan IDC, industri HDD akan mengalami compound annual growth rate (CAGR) sebesar 9,6% dalam kurun waktu antara tahun 2011 dan 2016.

Dengan kemunculan Solid State Hybrid Drives (SSHD), pengguna komputer dan produsen OEM bisa mendapatkan keunggulan-keunggulan dari teknologi HDD dan juga SSD dalam satu perangkat saja. SSHD mampu menggabungkan kelebihan dari dua “kubu” tersebut karena menggunakan algoritma tingkat lanjut untuk mendapat manfaat yang optimal dari teknologi HDD dan SSD.


Gabungan Dua Kekuatan

Teknologi SSD dan HDD masing-masing memiliki keunggulannya sendiri. Ide awal dari inovasi teknologi SSHD adalah menciptakan suatu perangkat yang mampu menggabungkan keunggulan yang dimiliki kedua teknologi tersebut.

Sebagai teknologi yang sudah mulai umum diterapkan dalam komputer, SSD menggunakan sejenis NAND flash memory yang rentan terhadap aus yang disebabkan oleh siklus baca-tulis. Sedangkan dalam perangkat HDD, siklus tersebut dapat dilakukan hingga ribuan kali tanpa risiko aus. 

NAND flash hanya dapat bertahan sekitar 10.000 sampai 60.000 kali tulis, tergantung pada tipe flash memory yang digunakan.

Masalah aus pada SSD menjadi masalah dalam ketahanan jangka panjang dan integritas data, terutama bagi pengguna-pengguna kalangan bisnis. Masalahnya, selama melakukan aktivitas, pengguna laptop dengan SSD secara tidak sadar melakukan hal-hal yang dapat memperpendek umur SSD mereka, antara lain menulis dan menghapus data secara berulang-ulang, contohnya ketika membuat dan melakukan revisi terhadap dokumen.

Di sisi lain ada HDD. Komponen mekanik di dalam HDD juga sering dikaitkan dengan ausnya perangkat seiring dengan lamanya waktu pemakaian dan relatif lebih rentan terhadap kerusakan yang berhubungan dengan naik turunnya tegangan/arus listrik jika dibandingkan dengan SSD. Bearing/as dari piringan hard drive akan bekerja secara konstan selama motor hard drive berputar, sekalipun dalam kondisi idle. Sebagai tambahan, kontak sentuh antara actuator head dan piringan media selama proses pembacaan data juga dapat menjadi penyebab ausnya perangkat.

Jadi, bagaimana cara perangkat SSHD (contohnya: SSHD dari Seagate) mencapai performa dan ketahanan maksimal dari kedua teknologi tersebut? Jawabannya adalah teknologi Adaptive Memory.
Untuk memaksimalkan secara efisien penggunaan teknologi media penyimpanan flash memory dan HDD pada produk SSHD mereka, Seagate mengembangkan suatu set algoritma yang dapat melacak penggunaan data dan secara pintar menganalisis data yang sebaiknya disimpan di flash memory dan data yang disimpan di piringan. Algoritma ini juga akan terus-menerus melakukan perubahan terhadap alokasi data sesuai dengan perubahan pola akses data pengguna.

Menggabungkan media HDD dan NAND flash memory berkapasitas kecil (yang memiliki teknologi Adaptive Memory) ke dalam satu perangkat, SSHD menawarkan sinergi dari kedua teknologi media penyimpanan tersebut. SSHD mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam kedua teknologi tersebut dengan mengutamakan proses penulisan data menggunakan HDD dan proses membaca data menggunakan NAND flash.

Dengan mengarahkan mayoritas proses penulisan data ke HDD di dalam perangkat ini, SSHD membatasi proses penulisan data ke NAND flash memory, sehingga dapat memperpanjang umur komponen solid state dan meningkatkan ketahanannya. Menggunakan prinsip serupa, melakukan proses pembacaan data menggunakan NAND flash di dalam SSHD akan membuat HDD berputar lebih sedikit sehingga mengurangi risiko aus untuk bagian-bagian mekanik di dalamnya dan meminimalkan kontak sentuh antar-head/piringan media di dalam drive.


Memiliki Ketahanan Tinggi

Karena NAND flash dan HDD media saling melengkapi satu dengan lainnya di dalam perangkat ini, Seagate berharap bahwa SSHD akan melampaui SSD dan HDD dalam hal ketahanan.

Ekspektasi ini didukung juga oleh data yang didapat dari lapangan. Grafik di bawah ini menampilkan data lapangan yang didapat dari salah satu mitra pelanggan Seagate, sebuah produsen laptop dengan berbagai kelas segmentasi.

Informasi di bawah ini menampilkan tingkat retur (pengembalian karena kerusakan atau sejenisnya) kumulatif rata-rata dalam kurun waktu 6 bulan.


 
Sumber: IDC, Worldwide Hard Disc Drive 2012-2016 Forecast: The Industry Hits the Reset Button, IDC No. 233547, Volume 1, Maret 2012

Seperti yang telah dibuktikan dalam data, produk Seagate SSHD generasi kedua (SSHD P2) mencapai tingkat retur terendah dari semua produk laptop yang dibeli oleh konsumennya. Data juga menunjukkan bahwa produk SSHD memiliki tingkat daya tahan yang lebih tinggi dibandingkan HDD, dengan HDD P2 yang menjadi basis desain arsitekturnya.


Kesimpulan

Kini tidak lagi memusingkan untuk memilih antara kecepatan SSD atau kapasitas HDD. Solusi SSHD mengabungkan fitur-fitur terbaik kedua teknologi tersebut, menciptakan sinergi yang ideal untuk performa, kapasitas, dan keandalan.

Dengan algoritma cerdas untuk menganalisis dan mengarahkan data, perangkat SSHD memanfaatkan NAND flash memory dan media hard drive secara optimal untuk mengatasi beban kerja komputer saat ini. Dalam dunia media penyimpanan komputer, SSHD memungkinkan pengguna mendapatkan semua keuntungan dalam satu solusi.

No comments:

Post a Comment