It’s About Google Propaganda!
Disclamer :
Ini hanya sekedar analisa, yang pro dan kontra nanti jangan terlalu memperdebatkan kevalidannya (boleh berdiskusi tapi tidak boleh berdebat :D). Kita semua tahu dalam SEO tidak ada yang pasti, google juga tidak pernah membeberkan secara terbuka algoritma mereka jadi setiap pendapat tidak ada yang benar-benar salah dan tidak ada yang benar-benar benar
Ini hanya sekedar analisa, yang pro dan kontra nanti jangan terlalu memperdebatkan kevalidannya (boleh berdiskusi tapi tidak boleh berdebat :D). Kita semua tahu dalam SEO tidak ada yang pasti, google juga tidak pernah membeberkan secara terbuka algoritma mereka jadi setiap pendapat tidak ada yang benar-benar salah dan tidak ada yang benar-benar benar
Analisa pertama :
Google tidak bisa secara pasti menentukan backlink spam dan bukan, mana yang natural dan mana yang tidak natural (unnatural links).
Google tidak bisa secara pasti menentukan backlink spam dan bukan, mana yang natural dan mana yang tidak natural (unnatural links).
Adanya tools spam report (untuk link berbayar /paid links) membuktikan bahwa google masih membutuhkan bantuan user nya (kita-kita ini) untuk memberitahu tentang keberadaan link spam atau backlink yang menyalahi aturan google guidelines.
Analisa kedua :
Google belum bisa melawan negative SEO
Google belum bisa melawan negative SEO
Keberadaan Disavow Links Tool membuktikan google masih membutuhkan bantuan user nya untuk melaporkan link-link yang tidak natural, jelek dan spam yang biasanya diciptakan oleh kompetitor untuk menjatuhkan pesaingnya (biasa disebut dengan istilah negative SEO). Google tidak bisa membedakan secara pasti mana backlink-backlink yang diciptakan oleh pesaing sebuah web untuk menjatuhkan website saingannya dan mana link-link yang tercipta natural.
Analisa ketiga :
Google melakukan banyak propaganda tentang SEO untuk menakut-nakuti webmaster
Google melakukan banyak propaganda tentang SEO untuk menakut-nakuti webmaster
Sebelum membahas lebih lanjut, mari kita simak dulu arti propaganda menurut wikipedia :
Blogroll, blogpost, blog comment, link profile, guest post dan link network adalah metode-metode off page SEO yang tidak luput dari propaganda google. Analisa saya, mereka tidak bisa mengontrol dan menghentikan aksi para spammer dan webmaster yang memborbardir link ke segenap penjuru web baik secara manual maupun dengan menggunakan berbagai software otomatis, baik backlink gratis maupun berbayar. Jadi mereka melakukan propaganda dengan mengatakan bahwa backlink-backlink tersebut bertentangan dengan google guidelines dan akan dihukum penalty jika ada website yang dioptimasi dengan cara-cara tersebut. Acuan utama mereka selama ini dalam merangking situs (untuk bagian off-page SEO) adalah backlink dan sialnya, acuan ini dikacaukan para webmaster dengan berbagai manipulasi link.
Yang kita tahu selama ini, setiap SEO guidelines terbaru google muncul (entah itu dari engineer Matt Cutts ataupun dari official blog mereka) selalu diikuti dengan manual action yang seolah-olah menegaskan tentang adanya aturan baru tersebut.
Contohnya tentang larangan menggunakan Link Network, Google melakukan eksekusi ke sebuah Link Network berbayar yang cukup terkenal seperti RankHero dan MyBlogGuest. Kenapa targetnya link network yang besar dan berbayar ?? Tentu saja agar efek viralnya cepat membesar dan beritanya segera tersebar ke seluruh forum-forum diskusi SEO di seluruh dunia. Agar webmaster-webmaster kecil di seantero dunia yang mau mencoba mengakali sistem algoritma google menjadi takut dan mundur teratur.
Ingat, mereka melakukannya melalu manual action. Itu artinya penalty dilakukan manual, melalui karyawan mereka. Bukan melalui robot search engine mereka. Kenapa tidak melalui robot search engine mereka ? Karena kemungkinan robot mereka belum bisa mengenali secara pasti antara link network dan yang bukan.
Jika penalty terhadap backlink yang melanggar google guidelines 100% dilakukan secara auto, saya yakin website-website besar dan Authority banyak yang akan kena. Dan ini bisa jadi berita buruk bagi bisnis google.
Analisa keempat :
Mendominasi SERP hanya dengan mengandalkan satu jenis backlink itu mitos dan tidak masuk akal
Mendominasi SERP hanya dengan mengandalkan satu jenis backlink itu mitos dan tidak masuk akal
Ada yang bilang bisa no. 1 di SERP dengan hanya bermodal backlink dari g+, dengan alasan gplus adalah produk google jadi pasti lebih diutamakan. Lalu pada berbondong-bondong bikin circle sesama seoers (atau gplers ?) agar authority pagenya semakin besar dan web yang ditaruh di profile maupun di status bisa nangkring di halaman pertama Google.
Bagi saya… Nonsense.
Alasannya :
- Meski gplus produk Google, Google tidak bisa sembarangan menganakemaskan sosmednya karena jika itu terjadi maka kredibilitas mereka sebagai search engine nomor wahid akan turun, secara jelas-jelas sosmed mereka kalah unggul dari Facebook, jadi kualitas link mereka harusnya juga masih kalah bagus dari facebook.
- SEO yang terbaru menganggap contextual link (link didalam artikel) lebih berkualitas, sedangkan di gplus baik itu di profile maupun di fasilitas share (update status) jenis link yang dihasilkan bukan contextual.
- Google menggunakan banyak faktor dalam perangkingan situs ( konon lebih dari 200 faktor, dan tiap faktornya terdiri atas 50 sub bagian)
- Social Signal tidak lagi terlalu diperhitungkan lagi dalam SEO
Btw kalo ada yang bersikeras situsnya bisa ranking 1 hanya bermodal gplus mungkin perlu ditinjau lebih dalam kasusnya, apakah niche yang dibidik cukup profitable ? Apakah persaingan dihalaman pertama mesin pencari cukup kompetitif ? Atau apakah keyword yang dirangking itu ada pencariannya ?? Jangan-jangan yang ditembak keyword kontes SEO yang persaingannya cuma 3 orang
Analisa kelima :
Algoritma Google Tumpul keatas, tajam ke bawah
Algoritma Google Tumpul keatas, tajam ke bawah
Di luar sana banyak perusahaan-perusahaan besar melakukan manipulasi backlink dengan paid links maupun memasang backlink ke website client. Website-website seperti Interflora, Godaddy SSL, Houzz.com adalah beberapa diantaranya. Yang kasusnya diekspos biasanya mendapat manual penalty, tapi kebanyakan tidak.
Entah karena google seperti analisa pertama saya, tidak bisa secara pasti menentukan mana backlink spam dan mana yang bukan, mana yang natural dan mana yang unnatural. Atau karena adanya special treatment atau pembiaran untuk web-web besar yang berpengaruh.
Hal ini tidak akan berlaku untuk web-web kecil. Sekali ketahuan melakukan pelanggaran, penalty adalah hukumannya.
Analisa keenam :
Googe belum bisa membedakan antara sumber yang asli dan yang bukan dalam masalah Duplicate Content
Googe belum bisa membedakan antara sumber yang asli dan yang bukan dalam masalah Duplicate Content
Duplicate content adalah isu lama yang sampai sekarang masih diperdebatkan. Ada 2 jenis duplicate content, yang pertama adalah duplikat konten didalam website itu sendiri, dan yang kedua adalah duplikat konten dengan website lain. Untuk masalah pertama biasanya bisa diatasi dengan pemberian elemen link rel=”canonical” atau noindex meta tag pada halaman-halaman yang berpotensi duplikat seperti category, archives dan tags. Tapi untuk masalah kedua, ini yang menjadi polemik.
Sudah banyak kasus yang beredar bahwa website yang mencopy isi tulisan dari website lain bisa mendapatkan posisi lebih baik di SERP daripada website asli yang artikelnya di copy. Masalah utamanya kalau saya lihat adalah google tidak bisa membedakan mana sumber yang asli mana yang meniru. Dan kasus ini biasanya terjadi pada web-web kecil yang kontennya diambil oleh website-website yang lebih besar, lebih authority dan mempunyai lebih banyak backlink. Acuan mereka, tentu saja seperti yang sudah saya tulis sebelumnya, adalah backlink. Dan website-website besar / authority sangat diuntungkan untuk masalah ini.
Tidak percaya ? Silahkan buat web baru, kemudian isi dengan 1 artikel dan biarkan sampai artikel tersebut terindex. Kemudian, copas isi artikel tersebut ke website anda yang sudah cukup besar dan stabil visitornya. Lalu cek di search engine, lihat siapa yang lebih unggul. Kemungkinan adalah website anda yang kedua, bukan yang pertama, yang masih baru dan belum ada backlink sama sekali. Apalagi jika artikel dari web pertama anda copas ketika artikel tersebut masih belum terindex, sudah pasti website kedua anda yang akan lebih unggul.
Analisa ketujuh :
Hanya menulis artikel berkualitas dan visitor akan datang dengan sendirinya adalah nonsense, tidak masuk akal
Hanya menulis artikel berkualitas dan visitor akan datang dengan sendirinya adalah nonsense, tidak masuk akal
Google menyarankan webmaster untuk membangun website yang mengutamakan user experience. Artikel berkualitas, desain user friendly, dan visitor akan datang dengan sendirinya. Tanpa backlink, bagi saya nonsense. Backlink masih tetap menjadi faktor utama, selain kualitas konten dan on-page SEO.
Contoh kasus :
Silahkan search di google dengan keyword “klik disini”. Menggunakan tanda petik atau tidak hasilnya tetap hampir sama. Kenapa website yang berada di halaman teratas (jne.co.id, posindonesia.co.id atau tiki-online.com) bahkan tidak mempunyai keyword “klik disini” baik di bagian title maupun deskripsi ??
Silahkan search di google dengan keyword “klik disini”. Menggunakan tanda petik atau tidak hasilnya tetap hampir sama. Kenapa website yang berada di halaman teratas (jne.co.id, posindonesia.co.id atau tiki-online.com) bahkan tidak mempunyai keyword “klik disini” baik di bagian title maupun deskripsi ??
Itu karena website-website tersebut mendapatkan banyak backlink dengan anchor text “klik disini”, atau anchor text yang mengandung frasa “klik disini..”, seperti “klik disini untuk cek resi”, “silahkan klik disini”, dll. Hanya itu penjelasan yang paling masuk akal bagi saya.
Jadi, jangan terlalu fanatik dengan tekhnik keyword density (apalagi menggunakan plugin SEO Score seperti Easy WP SEO atau Clikbump SEO), tanpa backlink yang cukup website anda tetap tidak akan mampu bersaing di SERP. Website-website yang berada dihalaman 1 pencarian untuk keyword diatas saya kira keyword density nya kurang dari 1%, bahkan kebanyakan 0% alias tidak ada sama sekali keyword tersebut dihomepage mereka, pastinya tidak memenuhi kriteria jika dilihat dari plugin SEO score, right ?
Google bilang: “Menulislah seolah SEO itu tidak ada”.
Ini dunia nyata, kita harus berfikir realistis. Google menyuruh menulis artikel berkualitas dengan harapan pemilik website mendapatkan link-bait natural (dari visitor yang menyukai artikelnya) atau biasa disebut content marketing. Tapi sekarang ini, sangat susah mendapatkan link natural dari website lain meski kita sudah berusaha keras untuk membuat artikel yang menarik. Terkecuali jika anda adalah artis atau tokoh terkenal, maka para fans anda akan dengan senang hati mereferensikan artikel anda di website mereka.
Untuk persaingan keyword seperti “car insurance”, “personal loans”, “injury lawyer”, “structured settlement”, “jasa asuransi”, “jual rumah”, “toko online” misalnya, kira-kira apakah bisa jika kita hanya mengandalkan konten berkualitas untuk menarik backlink natural dan menjaring visitor ?? Tentu saja tidak.
Cara tercepat mendapat backlink, ya dengan membuat backlink itu sendiri. It’s business man…
Contoh lain untuk keyword-keyword yang berhubungan dengan konten dewasa dan judi, apakah halaman pertama SERP didominasi oleh pemilik website yang mengandalkan tekhnik content marketing ?? Absolutely not! 99% yang berleha-leha di halaman utama adalah mereka-mereka yang menggunakan paid links sebagai media promosinya.
Beberapa minggu kemaren saya pernah mencoba menggunakan backlink yang bisa dibilang melanggar aturan google untuk web lokal saya yang sudah cukup stabil di search engine (UV 3 – 5k / day) sebagai percobaan. Seminggu setelah penanaman backlink, beberapa keyword yang ada di halaman pertama (saya track menggunakan Rank Tracker dari SEO Powersuite) merosot ke halaman 2 dan 3. Cukup kaget juga jangan-jangan backlink saya terdeteksi spam. Tapi saya biarkan dan mencoba melihat perkembangannya. Minggu berikutnya lagi saya cek, keyword-keyword tersebut sudah naik lagi kehalaman pertama dengan posisi yang lebih baik dari sebelumnya, dan bertahan sampai sekarang .
Kesimpulan saya, merosotnya peringkat pada minggu pertama setelah penanaman backlink, kemungkinan dikarenakan serp nya ngedance (kemasukan backlink lumayan banyak mungkin :D).
Conclusion
Setuju atau tidak dengan analisa-analisa saya diatas, anda pastinya setuju kalau algoritma google untuk perangkingan situs masih jauh dari sempurna. Saran saya, jangan langsung percaya 100% dengan berita-berita seputar SEO yang banyak beredar, termasuk tulisan saya ini
Gunakan insting anda sendiri, lakukan trial-error, studi kasus, untuk mencari pola-pola yang kiranya bisa dijadikan acuan dalam mempraktekkan SEO yang optimal dan menghasilkan efek positif untuk web anda. Cari mana yang efektif dan mana yang tidak efektif dalam membangun link, mana yang memang benar-benar berpengaruh ke SEO dan mana yang cuma sekedar mitos.
Dari kacamata saya, membangun backlink tidak menyalahi aturan apapun. Kita tidak merugikan orang lain. Ya, ya… mungkin itu melanggar Google Guidelines, tapi Google itu bukan penegak hukum. Mereka perusahaan, company, mereka juga jualan, mereka juga cari untung. Google melakukan hal yang sekiranya menguntungkan buat bisnis mereka. Begitu juga kita, kita melakukan apa yang menguntungkan buat bisnis kita. Sekali lagi, it’s just about business..
Saya tidak membenci google, malah saya cukup menyukai mereka. Mereka memberi saya trafik dan visitor yang akhirnya terkonversi menjadi uang. Walau kadang mereka juga memberikan stress berkepanjangan ketika website yang saya optimasi tidak kunjung mendapatkan tempat di SERP. SEO adalah sesuatu yang unpredictable, mengulik bagian darinya satu-persatu dan menelusuri skema-skema perangkingannya merupakan sesuatu hal yang menyenangkan. Dan melihat posisi web kita melesat di SERP adalah merupakan suatu kepuasan tersendiri.
Saya tidak terlalu tertarik menjaring visitor melalui PPC seperti Google Adwords maupun FB Ads. Tidak ada tantangan seperti yang saya dapatkan dari SEO. Saya lahir dan dibesarkan dalam dunia online melalui aktivitas blogging otodidak di blogspot. Tukar link, nembak keyword, bogwalking (blog comment), kontes SEO adalah kegiatan sehari-hari saya kala itu (walaupun untuk kontes SEO tidak ada satupun yang saya menangkan :D). Jadi dalam konteks bisnis online, this is my world.
Akhir kata semoga analisa saya ini bisa memberikan pandangan baru bagi anda tentang google dan SEO. Anda punya analisa, pandangan atau pendapat lain ? Mari berdiskusi, dengan senang hati saya akan menerima berbagai analisa SEO dari sudut pandang yang lain.
No comments:
Post a Comment